Alocasia (alokasia) adalah kerabat caladium (keladi), yang sama-sama bernaung dalam keluarga Araceae. Secara awam, genus ini sering tercampur-aduk dengan istilah keladi.
Sebut saja keladi badak (alocasia melo), keladi menjangan (jenis alocasia lowii), dan keladi tokek (alocasia tigrina dan tigrina 'Superba'). Ketiga tanaman tersebut sesungguhnya masuk kategori alocasia; bukan caladium.
Perbedaan yang mencolok antara keladi dan alokasia terletak pada umbi dan anakan. Anakan pada keladi muncul pada umbi utama, sedangkan anakan pada alokasia muncul pada umbi kecil yang terpisah dengan umbi utama, dengan perantaraan suatu jenis akar.
Ada beberapa jenis alokasi yang menjadi incaran para kolektor. Guttata 'Imperialis', reginula ('Black velvet'), tigrina 'Superba', reversa 'Hannah', reginae, dan Silvery Dwarf merupakan sekian contoh alokasia yang memikat untuk dipajang sebagai tanaman indoor.
Pemeliharaan terhadap alokasia gampang-gampang susah. Sebenarnya, yang terpenting adalah harus diupayakan agar media bersifat poros dan media tidak boleh sampai terlalu kering. Namun, tanaman ini juga memiliki kekurangan. Perubahan suhu kadangkala membuat daun rusak dan bahkan kemudian layu. Selain itu, pertumbuhan daun relatif memakan waktu.
Media untuk alokasia dapat dibuat dengan menggunakan campuran cacahan pakis, pupuk kambing yang telah disterilkan, dan sekam bakar (kira-kira 2:1:1). Namun, secara prinsip. komposisi dengan memakai bahan yang lain dimungkinkan, sepanjang media mempunyai sifat poros.
Alokasia diperbanyak dengan memisahkan umbi kecil terhadap umbi utama. Kemudian tanamlah umbi kecil ini. Setelah 2 minggu hingga 2 bulan, akan muncul daun muda. Beberapa jenis lain (misalnya alokasia alba) dapat diperbanyak melalui pencangkokan, sedanglan alokasi seperti watsoniana dapat diperbanyak dengan mencacah umbi yang memanjang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar